Produsen Propolis 1 di Indonesia

Nano Blog

obat herbal untuk sel kanker
Quick Tips

Bagaimana pengobatan kanker dengan herbal

Banyak informasi yang beredar mengenai jenis tanaman yang bisa membantu untuk mengurangi gejala bahkan menyembuhkan kanker. Lalu, bagaimana faktanya?

Menurut Ina Rosalina Dadan, selaku Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional. Saat ini belum ada obat herbal untuk menyembuhkan kanker yang fitofarmaka, tetapi memang ada jenis herbal untuk diabetes dan hipertensi. .

Fitofarmaka adalah obat tradisional yang sudah teregistrasi BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan sudah melewati uji klinik. Herbal yang telah teregistrasi sebagai fitofarmaka telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya dan bisa digunakan untuk pengobatan tertentu, salah satunya sebagai obat kanker.

“Memang, ada beberapa peneliti yang sudah melakukan pengobatan kanker yang masih dalam bentuk jamu. Mencampurkan dua tanaman untuk mengobati kanker payudara, misalnya, karena biasanya pasien sudah melakukan kemoterapi tetapi nggak kunjung sembuh,” tambahnya.

Terdapat satu jenis obat herbal yang sudah teregistrasi sebagai fitofarmaka yakni vinkristin. Obat herbal ini dipakai berbarengan dengan kemoterapi, jadi pengobatannya dibarengi antara konvensional dan tradisional. Tetapi, tetap bukan untuk menyembuhkan, hanya mengurangi efek samping dari kemoterapi.

“Herbal meningkatkan kualitas hidup pasien kanker, membantu revitalisasi tubuh. Jadi, bukan menyembuhkan atau menghilangkan sel kanker,” pungkasnya

Sumber: health.detik.com

Menurut Guru besar ITB merekomendasikan 10 obat herbal melawan sel kanker.

Menurut Prof. Ketut, kanker biasanya muncul pada organ yang aktif digunakan pada tubuh manusia dan terpapar oleh faktor luar. Misalnya, paru-paru yang sering terpapar polusi dan asap rokok, prostat yang aktif seiring dengan kegiatan reproduksi laki-laki. Namun yang paling beresiko adalah kanker kolorektal (kolon=usus besar, rektal=rektum).

Hal ini dikarenakan usus kita aktif bekerja ketika kita makan tiga kali sehari. Resiko kanker kolorektal semakin parah jika kita makan makanan yang tidak sehat. “Semakin sering kita makan makanan tidak sehat, maka akan memicu mutasi sel yang menyebabkan kanker,” ungkap Prof. Ketut.

Faktor penyebab penyakit kanker yang paling berperan penting adalah faktor keturunan. Selain faktor keturunan, minuman beralkohol dan obesitas juga dapat menambah resiko munculnya kanker. “Pada dasarnya, semua penyakit ada hubungannya dengan keturunan, termasuk penyakit kanker. Maka dari itu, jujurlah pada keluarga jika memiliki penyakit tertentu,” jelas Prof. Ketut.


Potensi Obat Herbal Sebagai Anti Kanker
Dalam paparannya, Prof. Ketut menyebutkan ada 10 tanaman yang memiliki potensi sebagai penyembuh kanker. Tanaman-tanaman tersebut sudah teruji secara ilmiah memiliki senyawa aktif yang dapat membunuh sel kanker.

Kesepuluh tanaman tersebut adalah Tapak Dara (Vinca rosea), Taxol (Taxus sp), Lempuyang Wangi (Zingiber zerumbet), Temu Kunci (Boesenbergia pandurata), Melinjo/Tangkil (Gnetum gnemon), Daun Sirsak (Annona muricata), Bawang Tiwai (Eleuthrine americana), Keladi Tikus, biji dari buah Anggur, dan Propolis (dari lebah madu).


Kesepuluh potensi obat herbal ini telah melalui berbagai uji coba untuk memastikan bahwa obat tersebut benar-benar dapat membunuh sel kanker, yakni melalui uji kandungan senyawa aktif, uji tingkat sel, uji menggunakan hewan percobaan, dan diuji langsung kepada penderita kanker.

Hasilnya, kesepuluh jenis herbal tersebut dapat menekan aktivitas sel kanker dan mendapat testimoni positif dari pasien uji coba. 
Salah satu yang sudah banyak digunakan adalah daun sirsak. Saat dibandingkan dengan obat kanker yang standar digunakan, yaitu tamoxifen, senyawa aktif dari daun sirsak ternyata lebih baik untuk menekan sel kanker.

Selain itu, potensi lainnya yang menarik adalah melinjo. Ternyata, biji melinjo memiliki kandungan senyawa aktif yang sangat baik menekan pertumbuhan sel kanker yaitu gnetin C dan trans-resveratrol. 
“Bahan ini (melinjo) banyak kita punya di Indonesia, tepatnya biasa kita olah sebagai emping. Jadi budayakanlah makan emping dan sayur lodeh,” ujar Prof. Ketut.
“Saya sangat yakin dengan potensi obat herbal Indonesia, karena kita punya banyak bahan potensial. Bicara peluang melimpah, tradisi punya, pengolahan murah, pangsa pasar banyak, lalu aman penggunaannya. Tantangan kita hanyalah political will. Kita harus berani memberikan rekomendasi,” tegas Prof. Ketut. 
Sumber: itb.ac.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Klik disini
Hello
Ada yang bisa kami bantu